Kau renggut jiwa yang membara
Kau rebut seribu kata yang siap merayu
Yang telah siap mendambamu
kau lepaskan rasa dari tubuhku
Dari raga yang bersimpuh di hadapmu
Yang berharap kau memeluknya
Rintik hujan merintih
Ratap mega lesu
Sejuta khayal indah tiba-tiba hilang
Melarikan jiwa yang penuh harapan
Kau Lumbung maaf
Kau yang maha penyayang
Apakah kau akan tetap menyayangiku?
Meski aku membawakanmu kesalahan yang sulit diterima
Sulit dimaafkan mungkin
Kau yang maha pemurah
Apakah kau masih tersenyum kepadaku?
Meski aku tak bisa lakukan kesetiaan
Apakah kau mengambil jiwaku karena sayang?
Meski hanya baru aku bilang maaf
oleh Nugraha
Kau rebut seribu kata yang siap merayu
Yang telah siap mendambamu
kau lepaskan rasa dari tubuhku
Dari raga yang bersimpuh di hadapmu
Yang berharap kau memeluknya
Rintik hujan merintih
Ratap mega lesu
Sejuta khayal indah tiba-tiba hilang
Melarikan jiwa yang penuh harapan
Kau Lumbung maaf
Kau yang maha penyayang
Apakah kau akan tetap menyayangiku?
Meski aku membawakanmu kesalahan yang sulit diterima
Sulit dimaafkan mungkin
Kau yang maha pemurah
Apakah kau masih tersenyum kepadaku?
Meski aku tak bisa lakukan kesetiaan
Apakah kau mengambil jiwaku karena sayang?
Meski hanya baru aku bilang maaf
oleh Nugraha
Sungguh Dia Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Menerima Taubat...
BalasHapusSudahkah engkau menyayangiNya dan menyayangi dirimu sendiri?
Sungguh, hanya engkau dan Dia yang tahu jawabannya...:)
Tusukan gerigi daun tidak akan membangunkan hati, dan semaian padi tidak akan menumbuhkan kering air. Maka diri kita lah ujungnya.
BalasHapusPuisi yang bagus mas, maaf lama tidak ada kabar. Apa kabar?
Kesanku di malam ini
BalasHapusMenoreh hati untuk segera bersimpuh
Bersujud dan tanpa banyak bertanya
Hingga kebimbangan itu lekang termakan keikhlasan hati tanpa cela.. (bagaimana kalau begitu saja..) :D
sangat menyentuh ! mengingatkanku untuk memohon maaf sebelum terlambat
BalasHapus