Hadiah untukmu, Kakakku Tercantik

Getar nadiku semakin berdetak kencang ketika kutatap paras ayunya terbujur kaku, membengkak, membiru, hanya selang dan tabung oksigen terpasang membantu tubuh itu bernapas. Sesekali matanya mengeluarkan kerlingan air mata. Tangan dan tubuhnya gemetar, karena pemacu jantungnya yang terpasang kanan dan kiri. Berkali kulihat air mata keluar dari sudut matanya yang membengkak namun masih bisa melihat.
Ironis, alat berat ruang ICU semua terpasang di atas tubuhnya yang hanya bisa bergerak karena pemacu jantung, darah. Kini kerlingan air mata yang keluar dari sudut mataku, ketika kutatap lebih dalam sosok tubuh kakak wanita tercintaku. Doa yang hanya keluar sebuah gumaman untuk kakakku , yang telah terbujur selama 1 minggu. Disampingku, sesosok pria dengan tatapan yang dingin dan kaku memperhatikan secara lekat-lekat sesosok tubuh yang terbujur kaku di ranjang dengan napas terengah-engah dan sesekali mengeluarkan tetesan air mata diujung kedua matanya yang kian hari kian menutup karena bengkak.kakak tercantik ku, yang pria itu lihat dengan lekat-lekat.
“Mas, sabar yah, Dewi yakin Mba Anti akan sembuh dan tersenyum hangat di depan kita kembali.” Ucapku Optimis akan kesembuhan kakakku yang bernama Anti Arumi Ningsih namun dipanggil Mba Anti, pada pria itu yang tidak lain adalah suami kakakku.
“Ya, Mas juga yakin pasti akan ada mukjizat untuk Mba Anti, mas yakin ini hanya cobaan, mas juga yakin mas akan mampu melewati ujian ini,” Jawab Pria itu sebut saja Yoga ya Mas Yoga tepatnya, lelaki asal Padang namun karena kami lebih banyak keluarga Jawa maka Kami menggunakan sebutan jawa.
Wajahnya masih terlihat muda secara sepintas terlihat, tapi ketenangan dan kesabarannya membuat ia tampak lebih dewasa dari wajah dan umurnya. Betapa ia sungguh telaten merawat kakakku yang merupakan istrinya kini,ku hanya bisa melihat dan berdoa dan tidak dapat berbuat banyak. Ku tatap kembali kakakku, ku tak bisa bernapas lega, kutatap makin dalam kakakku makin bergetar jantungku tak kuasa menahan sedih, semakin dalam dan dalam, hatiku sedih tak sanggup menerima jikalau kakakku itu akan pergi meninggalkan kami semua yang merindukan lengsung pipi dan senyum manisnya kepada kami.

“Mas, gimana keadaan bayinya? “ tanyaku kepada Mas Yoga , “ bayinya Mas sama dek, Ia juga dalam kondisi yang kritis, Doakan saja semoga cepat membaik begitu juga Mba Anti, harapan Mas terdalam!” Jawab Mas Yoga yang merupakan seorang Tentara, air matanya pun tak sanggup lagi untuk keluar , karena sudah terkuras habis.

“Ya Mas, Dewi yakin semua akan kembali baik dan normal, ALLAH MAHA TAHU apa yang hambaNYA harapkan… AMIEN!” Jawab ku dengan hati yang sangat sedih.

Aku tak tahu apa yang terjadi, yang terjadi sebenarnya dengan Mbakku dan semua hal yang menimpa hidup Mbakku. Ku hanya tahu kalau Mbak ku mengalami kejang saat usia kandungannya memasuki kepala Sembilan, ketika itu kakakku telat diantisipasi untuk dibawa ke Rumah Sakit. Di situlah semuanya kesedihan dimulai.

Tak banyak kata lagi ketika ku mendengar kakakku terkulai tak berdaya, ku hanya menangis dan menangis. Ku tak menyangka, beberapa hari sebelum peristiwa itu aku baru saja berkirim pesan dengan kakakku. Terkejutnya aku mendengar semuanya, jangankan aku yang merasa terkejut semua saudaraku merasa sedih harus kehilangan kakakku.

Hemph….!!! Ku tak sanggup melihat penderitaan kakakku, ku palingkan wajah dan ku langkahkan kaki keluar untuk mengeluarkan air mata yang sudah tak terbendung di luar ruang ICU, tepatnya di kamar mandi. Itu tujuanku agar tak terlihat . Isak tangis yang keluar mungkin tak sebanding dengan perjuangan kakakku yang berusaha sembuh, sembilu kesedihan di hati semakin menjerit ketika ku membayangkan impian kakak wanitaku itu. Betapa besar harap hatinya, untuk menggendong bayi pertamanya, menyusui, mengajarkan berbicara, mendengarkan bayinya memanggil dirinya dengan sebutan Mamah. Semakin bergetar bibirku menjerit histeris melihat kenyataan yang ada.

Harapan yang dulu tinggi, kini mungkin tinggal asa. Kemungkinan hidup kakakku hanya tinggal 20%.Jantungnya kini dipacu, tekanan darahnya semakin tinggi, asupan gizi hanya melalui selang infus. Kakakku belum sempat merasakan bagaimana ia melahirkan, karena ia dioperasi, ia pun belum sempat mendengar bagaimana suara jeritan bayi pertamanya, karena sang bayi lemah dan langsung dirawat di incubator. Kami yang melihat semua, mempunyai harapan untuk kesembuhan keduanya.

“ Mas, Dewi pulang dulu yah, Insya ALLAH besok Dewi datang lagi sekalian bawa buku Doa-doa biar Mba Anti diberi kesembuhan. SEMANGAT ya Mas!” Ucap ku penuh rasa optimis atas kesembuhan Kakakku.

“ Ya, Dek. Terima kasih!” Jawab singkat Mas Yoga.

Akupun brgegas pulang, untuk istirahat.

*****

2 hari kemudian ketika ku berniat bersama keluarga besar ingin menjenguk kakakku kembali, kami dikejutkan dengan berita dari Mas Yoga pada pagi harinya.

“ Asalamualaikum tante, Anti sudah engga ada..jam 2 pagi tadi!” Telpon Mas Yoga kepada Tanteku. Histeris kami mendapat kabar dari Mas Yoga tersebut.

Tak kuasa menahan tangis, seketika itu aku terkulai lemas. Keluargaku bergegas menuju Rumah Sakit, sebagian juga mengurus pemakaman dan kedatangan jenazah di rumah duka. Aku hanya berdiam menjaga rumah membayangkan tubuh kakakku yang tiba di rumah dalam keadaan terbujur kaku. Harapan dan senyuman manisnya saat menyambut kehamilan bayi pertama semakin lama semakin pudar dalam ingatan dan pendengaranku.

Sirine ambulans pun sudah terdengar di gendang telingaku meski jaraknya masih sekian ratus meter. Ketika mobil telah sampai di depan rumah, mulai keranda mayat diangkut keluar disitulah tubuh kakakku terbaring. Terakhir kulihat wajahnya ketika akan di kafankan, begitu cantik, kini ia telah menjadi wanita sempurna, bisa memberikan harta yang paling indah seorang bayi yang ia tinggalkan.

Tepat 5 April 2009 sebelum bulan ramadhan tiba, ia menghembuskan nafas terakhir. Keajaiban pun datang, bayinya yang tadinya kritis, lambat laun mulai membaik kondisinya.

****

Kakakku tercantik ,kini bayimu telah tumbuh menjadi bayi yang mungil, lucu, pintar, dan cantik. Meski kau tak dapat memeluknya, merawat, dan menciumnya, tetapi suamimu tetap sabar merawatnya dan mencintai sepenuhnya, ia tak kenal lelah merawatnya.Merawat buah hati kalian yang telah didamba, kasih mu tak kan pernah putus kakakku.Aku pun selalu sayang padanya.

Inilah hadiah terindah untukmu kakakku tercantik AISYAH YASMIN PUTRI ARLAN. Harta tercantik yang kau tinggalkan untuk suamimu dan untuk kami orang yang selalu mencintaimu.semoga tenang disisi-NYA. :’)



Persembahan kecil untukmu yang kini telah disisi-Nya.
Rahma Dewi Hartati

Rahma Dewi Hartati mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.

Komentar

  1. Nice.....semoga kakaknya damai di sisi-Nya.

    BalasHapus
  2. kesederhanaan dalam berkarya namun ada sisipan tuk kita ambil dari isinya
    dan ini sangat menarik
    salam hangat dari blue

    BalasHapus
  3. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar tentang kami sesuka anda. Kami terima apapun dari anda termasuk kepahitan kata-kata anda. terima kasih!