Ratap Harap

Kau renggut jiwa yang membara
Kau rebut seribu kata yang siap merayu
Yang telah siap mendambamu

kau lepaskan rasa dari tubuhku
Dari raga yang bersimpuh di hadapmu
Yang berharap kau memeluknya

Rintik hujan merintih
Ratap mega lesu
Sejuta khayal indah tiba-tiba hilang
Melarikan jiwa yang penuh harapan

Kau Lumbung maaf
Kau yang maha penyayang
Apakah kau akan tetap menyayangiku?
Meski aku membawakanmu kesalahan yang sulit diterima
Sulit dimaafkan mungkin
Kau yang maha pemurah
Apakah kau masih tersenyum kepadaku?
Meski aku tak bisa lakukan kesetiaan
Apakah kau mengambil jiwaku karena sayang?
Meski hanya baru aku bilang maaf


oleh Nugraha

Komentar

  1. Sungguh Dia Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Menerima Taubat...
    Sudahkah engkau menyayangiNya dan menyayangi dirimu sendiri?
    Sungguh, hanya engkau dan Dia yang tahu jawabannya...:)

    BalasHapus
  2. Tusukan gerigi daun tidak akan membangunkan hati, dan semaian padi tidak akan menumbuhkan kering air. Maka diri kita lah ujungnya.
    Puisi yang bagus mas, maaf lama tidak ada kabar. Apa kabar?

    BalasHapus
  3. Kesanku di malam ini
    Menoreh hati untuk segera bersimpuh
    Bersujud dan tanpa banyak bertanya
    Hingga kebimbangan itu lekang termakan keikhlasan hati tanpa cela.. (bagaimana kalau begitu saja..) :D

    BalasHapus
  4. sangat menyentuh ! mengingatkanku untuk memohon maaf sebelum terlambat

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan berkomentar tentang kami sesuka anda. Kami terima apapun dari anda termasuk kepahitan kata-kata anda. terima kasih!