Semua telah berakhir dengan tangis
Semua berakhir dengan duka
Ketika kepala ini terkena percikan posfore
Ketika darah ini mengucur di antara tangisan bayi
Aku seperti seorang juara yang diapung-apungkan oleh orang tuaku
Diiringi dengan isak tangis dan kemarahan
Aku dibawa ke gudang suntikan dan obat-obatan
Dalam sakitku, ku lihat ribuan kain kapan telah terjual
Stock barangnya kehabisan hanya sehari
Kain kafan yang putih bersih terlihat bercak merah penuh luka
Merah dari darah seorang anak mungil
Merah dari daging yang tersayat oleh api
Anak-anak terbujur kaku di ruang beku
Mereka tak ubahnya seperti boneka
Diangkat, diciumi, dan ditumpukkan seperti ikan asin yang menggelar
Rakyat kocar-kacir lari kesana kemari
Rakyat mampir ke dalam angan dalam bayang gema takbir
Semburan api dari ledakkan bak seperti pesta kembang api dimalam tahun baru
Mereka terpaksa tak mendengar untuk selamanya karena itu
Terpaksa tak akan pernah merasakan terangnya matahari
Menjalani hidup dengan kaki dengan ukuran yang jauh berbeda
Kini langit tak lagi mendung
Asap-asap tak lagi mengepul di ujung kepala
angin syurga telah dirasakan kembali membawa kepulan asap
oleh
Janwar
Semua berakhir dengan duka
Ketika kepala ini terkena percikan posfore
Ketika darah ini mengucur di antara tangisan bayi
Aku seperti seorang juara yang diapung-apungkan oleh orang tuaku
Diiringi dengan isak tangis dan kemarahan
Aku dibawa ke gudang suntikan dan obat-obatan
Dalam sakitku, ku lihat ribuan kain kapan telah terjual
Stock barangnya kehabisan hanya sehari
Kain kafan yang putih bersih terlihat bercak merah penuh luka
Merah dari darah seorang anak mungil
Merah dari daging yang tersayat oleh api
Anak-anak terbujur kaku di ruang beku
Mereka tak ubahnya seperti boneka
Diangkat, diciumi, dan ditumpukkan seperti ikan asin yang menggelar
Rakyat kocar-kacir lari kesana kemari
Rakyat mampir ke dalam angan dalam bayang gema takbir
Semburan api dari ledakkan bak seperti pesta kembang api dimalam tahun baru
Mereka terpaksa tak mendengar untuk selamanya karena itu
Terpaksa tak akan pernah merasakan terangnya matahari
Menjalani hidup dengan kaki dengan ukuran yang jauh berbeda
Kini langit tak lagi mendung
Asap-asap tak lagi mengepul di ujung kepala
angin syurga telah dirasakan kembali membawa kepulan asap
oleh
Janwar
mudah2an tidak terjadi lagi hal yg seperti itu di muka bumi ini ...
BalasHapusMantap cuy...
BalasHapussukses ya...
silahkan mampir..
http://gitarkeren.blogspot.com ;;)
Hmmm... speechless kalau tentang anak2 tak berdosa di Palestina... :(
BalasHapusBut, this poem is very great...!!!:)
mantap bos...
BalasHapuskeren lah...:)
wah..bagus bro.. sila2lah komen juga ya blog ku.. :)
BalasHapusjadi sedih :(
BalasHapusPerang memang hanya menyisakan tragedi kamusiaan. Jangan ada perang2 lagi deh...! bukan jamannya lagi perang2an.
BalasHapussemoga Allah memberi kemuliaan kepada mereka dan kehinaan dan kemurkaan bagi zionisme
BalasHapusAamiin
salam kenal
http://firman.web.id