Bukankah sejenak itu cukup untuk kita saling melepas penat?
Ketika dalam cakap kita terlampau larut di antara debat tak berkesudahan
pun wajah-wajah melaknat pada benci di ujung rimba yang menggugat
bukankah sejenak itu pas untuk kita sesaat lepas
sedikit melupa tentang rasa
ketika cinta terkalahkan ego
kita mengagungkan emosi bodoh
terkukuhlah kehancuran,
pun sendu sedan luka lirih berkumandang
tapi hati kita terlanjur bertopeng kemunafikan
kawan
sejenak kita redam
suara-suara mengatas-namakan cinta sudah padam
janji-janji terpatri tentang maghligai kasih pun kian suram
dan serpihan-serpihan batu mimpi pun kandas mendalam
kita tak lagi sepikiran,
apalagi sejalan?
kita tak lagi sehati,
mana mungkin saling mengerti?
kita tak lagi semimpi
tiada pasti kita kan berbagi!
kita tak lagi searah,
tak akan bisa kita selangkah!
duhai lelaki
kita butuh sejenak
cukup sejenak
ingat, sejenak!
tak lebih, tak kurang
meski kita tak tahu, seberapa lama sejenak itu hinggap
dan kita tak kan pernah tahu, kapankah sejenak itu berlalu
tak ada salahnya di antara kita sementara,
baiknya kita saling melupa
tanpa mematri luka
di atas tumpukan janji tentang cinta
baiknya kita menyendiri
tanpa menyulam mimpi
pada hamparan kasih membentang pelangi
baiknya kita memaafkan
tanpa dendam berdiri tegak pada dinding keangkuhan
diantara kesunyian malam, sudah selayaknya kita berpasrah dihadapan-Nya
kita adalah aku dan kamu
oleh
Mena Larassati
Ketika dalam cakap kita terlampau larut di antara debat tak berkesudahan
pun wajah-wajah melaknat pada benci di ujung rimba yang menggugat
bukankah sejenak itu pas untuk kita sesaat lepas
sedikit melupa tentang rasa
ketika cinta terkalahkan ego
kita mengagungkan emosi bodoh
terkukuhlah kehancuran,
pun sendu sedan luka lirih berkumandang
tapi hati kita terlanjur bertopeng kemunafikan
kawan
sejenak kita redam
suara-suara mengatas-namakan cinta sudah padam
janji-janji terpatri tentang maghligai kasih pun kian suram
dan serpihan-serpihan batu mimpi pun kandas mendalam
kita tak lagi sepikiran,
apalagi sejalan?
kita tak lagi sehati,
mana mungkin saling mengerti?
kita tak lagi semimpi
tiada pasti kita kan berbagi!
kita tak lagi searah,
tak akan bisa kita selangkah!
duhai lelaki
kita butuh sejenak
cukup sejenak
ingat, sejenak!
tak lebih, tak kurang
meski kita tak tahu, seberapa lama sejenak itu hinggap
dan kita tak kan pernah tahu, kapankah sejenak itu berlalu
tak ada salahnya di antara kita sementara,
baiknya kita saling melupa
tanpa mematri luka
di atas tumpukan janji tentang cinta
baiknya kita menyendiri
tanpa menyulam mimpi
pada hamparan kasih membentang pelangi
baiknya kita memaafkan
tanpa dendam berdiri tegak pada dinding keangkuhan
diantara kesunyian malam, sudah selayaknya kita berpasrah dihadapan-Nya
kita adalah aku dan kamu
oleh
Mena Larassati
:) sejenak..cukuplah
BalasHapus