Detik demi detik terlewat penuh duka
Memikul derita yang bertambah tambah
Teringat usia semakin tua
Menanti ajal pelipur lara
Tangan-tangan sudah terkelupas sejarah
Memetakan garis-garis yang tak berarah
Terukir tangis yang sudah tak terasa
Detik demi detik terlewat penuh duka
Khalifahmu berlaku tak adil
Bertahtakan gemerlapnya darah-darah manusia
Memaksa jelata hidup merana
Memikul derita yang bertambah tambah
Teringat usia semakin tua
Lelah untukmu mengejar asa
Menaklukkan beban-beban dunia
Yang semakin menjulang tak terhingga
Sudah selesai pengharibaanmu terhadap masa
Menanti ajal pelipur lara
Sebagai hadiah dari Sang Maha
Memikul derita yang bertambah tambah
Teringat usia semakin tua
Menanti ajal pelipur lara
Tangan-tangan sudah terkelupas sejarah
Memetakan garis-garis yang tak berarah
Terukir tangis yang sudah tak terasa
Detik demi detik terlewat penuh duka
Khalifahmu berlaku tak adil
Bertahtakan gemerlapnya darah-darah manusia
Memaksa jelata hidup merana
Memikul derita yang bertambah tambah
Teringat usia semakin tua
Lelah untukmu mengejar asa
Menaklukkan beban-beban dunia
Yang semakin menjulang tak terhingga
Sudah selesai pengharibaanmu terhadap masa
Menanti ajal pelipur lara
Sebagai hadiah dari Sang Maha
Lisno Setiawan
dan bila saat itu tiba..
BalasHapusbiarlah lara lepas bersama...
salam kenal,
http://ilalangbasah.wordpress.com